Sunday, April 6, 2025

Persalinan Anak Pertamaku (Normal)

Dulu, aku sering membaca tulisan di blog para ibu tentang pengalaman persalinan dan menonton vlog bersalin. Sekarang, setelah anakku akhirnya lahir, aku juga akan membagikan pengalaman mengenai hari yang penuh cinta itu.

Rabu, 13 September 2017

Pagi itu, sudah H-1 dari tanggal perkiraan kelahiran tapi masih belum terasa apa apa. Hanya kontraksi palsu (rasanya seperti akan menstruasi) yang timbul tenggelam, itupun tidak mengganggu. Siang itu, aku kontrol ke bidan seperti biasa (memang jadwal kontrolku setiap Rabu).

Disana, bidan mengecek posisi kepala janin yang sebenarnya sudah mapan dan bersiap di depan panggul (walaupun belum terlalu masuk panggul), namun mungkin ukuran bayinya besar sehingga masih kesulitan mencari jalan lahirnya. Akhirnya, aku diberikan obat dua butir. Katanya untuk melunakkan jalan lahirnya. Butir pertama langsung diminum saat itu juga dengan cara dihisap di bawah lidah. Biasanya, jika memang bayinya sudah mau lahir, obat itu akan langsung bekerja dan memicu kontraksi dalam 3-4 jam. Namun, jika memang bayinya belum saatnya lahir, obat itu tidak akan berpengaruh apa-apa. Siang itu pukul 11.00 WIB aku langsung meminum butir pertama. Kata bidan, jika tidak bereaksi, maka diminum lagi satu butir besok pagi. Jika belum juga ada kemajuan, kembali lagi kontrol hari Jum'at. Bidan juga menyarankan untuk perbanyak melakukan gerakan jongkok, "induksi alami", dan jalan kaki.

Ternyata, pukul 13.00 WIB sudah mulai terasa kontraksi. Tapi masih belum kuat, sehingga aku masih bisa sambil jalan jongkok, "induksi alami" dan melakukan usaha-usaha lainnya. Pukul 15.00 WIB kontraksi semakin kuat, aku sudah tidak lagi melakukan banyak aktivitas. Setelah itu, lebih banyak di kasur sambil menahan sakit. Hari itu, seharusnya suami ada pekerjaan pukul 19.00 WIB, tapi dicancel karena mau menemaniku yang sudah mulai merasakan kontraksi.

Aku sering baca tentang kontraksi melahirkan. Katanya awalnya interval antar kontraksi 15-20 menit, kemudian semakin bertambah dekat seiring waktu dan apabila interval sudah konstan 5 menit sekali, disarankan untuk cek ke tempat bersalin. Rasa kontraksinya juga semakin lama semakin kuat. Tapi yang aku alami berbeda. Kontraksi yang kurasakan sejak awal intervalnya sudah 3 menit. Rasa sakitnya pun masih bisa kutahan. Selain itu, aku belum mengalami flek (keluar lendir darah) sehingga aku masih ragu akan melahirkan atau belum.

Pukul 21.00 WIB malah suami yang khawatir dan mengajak ke bidan, padahal aku masih ragu. Tapi dia meyakinkan "Mungkin nggak semua orang keluar lendir darah dulu. Ayo coba periksa dulu, kalau nanti pulang lagi juga gak apa apa". Akhirnya aku, suamiku, dan mamaku ke bidan sambil sudah membawa perlengkapan melahirkan yang sudah lama di-packing. Disana, bidan langsung melakukan periksa dalam dan ternyata sudah ada lendir darah dan aku sudah pembukaan 2. Kami lalu ditawari untuk menginap atau pulang dulu, tapi kami memilih menginap.

Malam itu, aku dan suamiku sudah tidak bisa tidur. Hanya bisa merem-merem sebentar setiap jeda kontraksi (3 menit). Setiap kontraksi datang, suamiku memijit punggungku. Pukul 03.00 WIB entah kenapa aku mual muntah. Bersamaan dengan itu, ada cairan yang keluar dari vagina. Kami langsung memanggil bidan. Rupanya cairan itu adalah air ketuban yang merembes. Aku langsung pindah ke ruang bersalin, dan setelah dicek ternyata pembukaan sudah bertambah menjadi bukaan 4. Saat itu, suamiku dan mamaku takut karena air ketuban sudah rembes duluan. Bidan menawarkan untuk induksi, tapi aku masih takut karena sering baca bahwa induksi sakitnya tanpa jeda dan lebih sakit. Akhirnya, bidan menawarkan untuk induksi tapi dengan dosis yang rendah terlebih dahulu. Akupun setuju, kemudian infus dipasang.

Tidak lama setelah itu, aku kembali mual muntah sehingga semakin banyak air ketuban yang keluar. Saat itu aku khawatir dan memikirkan keselamatan bayiku, sehingga aku beranikan diri bilang ke bidan "Mba, induksinya dosis penuh aja nggak apa-apa". Dimulai sejak saat itu, kontraksi memang lebih kuat dan jedanya sangat singkat. Ba'da Subuh, rasanya aku sudah setengah sadar dan tidak bisa berpikir jernih saking sakitnya. Hanya bisa mencoba bernapas sambil meremas tangan suami. Bidan bilang, kemungkinan lahir jam 09.00 WIB. Aku rasanya sudah tidak tahan kalau harus menunggu jam 09.00 WIB. Tapi Alhamdulillah, jam 6 pagi rupanya sudah pembukaan 8. Yeay 2 lagi! Kurang beberapa menit dari jam 07.00 WIB akhirnya diperbolehkan mengedan. Ini dia yang aku tunggu-tunggu. Aku sangat optimis karena sudah berlatih saat senam hamil. Akhirnya proses mengedan pun berjalan singkat dan lancar. Anakku, Musa Ali Arzan, lahir ke dunia pada pukul 07.10 WIB. Tangisannya pecah, kemudian ia langsung diletakkan di dadaku. Aku langsung mendekapnya, ia tenang, berhenti menangis. Suamiku langsung memelukku dan kami menangis haru atas kelahiran Musa. Setelah itu, Musa dibawa pergi untuk dipakaikan baju dan ditimbang. Rupanya beratnya 4,2kg! Semua yang ada di ruang bersalin kaget. Alhamdulillah Allah beri aku kekuatan untuk melahirkan si bayi besar secara normal. Setelah itu, dilakukan proses jahit-menjahit yang terasa lamaaaa sekali. Pasti aku mendapat banyak jahitan karena melahirkan bayi 4,2kg.

Oia, saat itu dilakukan Lotus Birth, yaitu ari-ari bayi dibiarkan menempel dengan plasenta (belum diputus). Biasanya hal ini dilakukan hingga puput sendiri, namun dengan alasan higienitas, jadi di sana hanya dilakukan selama 24 jam. Saat itu aku belum tau tentang ini, jadi ya nurut-nurut saja.

Alhamdulillah, akhirnya anakku terlahir normal dan sehat tepat pada HPLnya. Sekarang saatnya menjalani fase kehidupan yang baru. Semoga aku bisa melaksanakan tanggung jawab ini dengan baik :)

Review : Hotel Nemuru Grand Bhuvana Ciawi

Rabu, 2 April 2025 - Hotel Nemuru Grand Bhuvana, Ciawi, Bogor.

Hari itu, setelah mengunjungi Cimory Dairyland Farm Theme Park (yang ceritanya aku bagikan di sini), kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel Nemuru Grand Bhuvana Ciawi untuk beristirahat. Hotel ini sebelumnya bernama Horison Ultima Bhuvana Ciawi. Hotelnya sebenarnya dekat dengan Cimory, jaraknya tujuh kilometer ke arah bawah (Ciawi). Alhamdulillah saat itu pukul 14.30 diberlakukan one way ke arah bawah. Namun karena musim liburan dan padatnya volume kendaraan, ditambah lagi sempat salah jalan, qoddarullah kami baru sampai di hotel pukul 16.45. Hotel ini terletak di jalur yang lumayan macet jika peak season seperti ini. Dua kilometer mendekati hotel macetnya nyaris seperti parkir.

Sesampainya di hotel, rasanya melegakan sekali, akhirnya bisa terbebas dari kemacetan. Suami yang dari tadi menahan buang air di kemacetan, langsung menuju ke toilet yang ada di lobby, sementara aku mengantre untuk check in. Kami memesan dua kamar tipe executive melalui tiket.com dengan permintaan agar dua kamar tersebut berada bersebalahan atau minimal di lantai yang sama. Ternyata, kamar kami tidak bisa bersebelahan karena memang tidak ada ruangan executive yang bersebelahan di hotel ini. Kami ditempatkan di lantai 15, dan salah satu kamar kami mendapatkan free upgrade ke tipe executive suite. Alhamdulillah, rizkiminallah. Terima kasih, hotel Nemuru. Langsung kami niatkan yang executive suite untuk ditempati orangtua kami.

Kami langsung menuju lift. Terdapat tiga lift di sini, lift yang paling kanan memiliki kapasitas paling besar yaitu 13 orang. Berhubung hotel ini lebih vertikal daripada horizontal, dan mencapai lantai 19, sejujurnya tiga lift ini terasa kurang, apalagi di peak season. Kami menunggu lumayan lama, dan liftnya mudah sekali penuh sehingga tidak bisa langsung masuk serombongan (harus terpisah-pisah), dan sebaiknya langsung masuk ketika pintu lift terbuka meskipun lift hendak ke lantai bawah terlebih dahulu. Karena jika menunggu lift naik ke atas, akan penuh lagi. Ketika memasuki lift, jika ingin menuju lantai tempat kamar kita berada, harus tap kartu (kunci kamar) terlebih dahulu baru bisa menekan tombol angka lantai yang dituju. Namun untuk menuju lantai 2 (lobby), Ground (kolam renang & resto), dan lantai 19 (lounge) tidak perlu memakai kartu.

Sampailah kami di lantai 15. Ternyata kamar di lantai 15 ini berbeda dengan kamar di lantai lainnya. Khusus lantai 15 temanya Japanese. Alhamdulillah, kami senang sekali ditempatkan di lantai ini. Semakin bersyukur lagi ketika melihat kamar yang mendapatkan free upgrade menjadi executive suite (klik untuk melihat video), yang mana terdapat ruang keluarga dan meja makan. Sangat cocok untuk berkumpul bersama. Anak-anak jadi suka sekali berkumpul di kamar neneknya.

Kamar executive-nya (klik untuk melihat video) juga sudah cukup luas meskipun tanpa ruang keluarga dan meja makan, namun menurut kami sudah sangat cukup. Anak-anak bisa leluasa bergetak di dalamnya. Seperti kamar hotel pada umumnya, terdapat lemari yang dilengkapi brankas, kulkas, serta minibar yang dilengkapi cangkir, minuman bubuk, air mineral, dan pemanas air.

Di area kamar mandi terdapat amenities standar (sikat dan pasta gigi, sisir, sanitary bag, sabun batang, body lotion, sabun, dan shampo), ada hairdyer juga. Toiletnya memakai jetwasher alias semprotan (yeay!)

Penempatan kasurnya yang aku suka. Tidak khawatir anak-anak glundung ketika tidur karena kasurnya di bawah.

Waktu awal-awal, TV kami tidak bisa menyala. Alhamdulillah setelah menghubungi petugas (tekan 0 di telepon), langsung sigap didatangkan teknisi ke kamar.

Ada balkon untuk melihat pemandangan Gunung Salak. Ya, hotel ini menghadap Gunung Salak. Namun, bagi yang punya anak balita perlu berhati-hati karena celah di pagar balkon masih cukup besar.

Secara keseluruhan, kami merasa sangat nyaman. Langsung terlupakan rasa kesal ketika bermacet-macetan menuju ke sini. Alhamdulillah, sore itu kami langsung menuntaskan urusan buang air, dan bersih-bersih diri, solat, kemudian merebahkan diri sejenak sambil menunggu Magrib.

Setelah Magrib, kami keluar dari hotel untuk mencari makan. Kami keluar berjalan kaki. Nampak kemacetan di depan hotel masih berlangsung dan semakin parah. Alhamdulillah, lokasi hotel di pinggir jalan raya memudahkan untuk mencari makan dan juga dekat dengan minimarket. Cukup berjalan kaki sedikit saja. Namun saat itu tempat makan di sekitar hotel sudah mau tutup karena makananannya sudah mau habis, sepertinya imbas kemacetan yang seperti parkir ini, sehingga orang-orang banyak yang membeli makan di situ dan makan di mobil. Alhamdulillah kami masih kebagian ayam goreng dan soto di samping hotel. Kami adalah pengunjung terakhir di tempat makan itu, padahal baru pukul 19.00.

Setelah kembali ke hotel sekitar pukul 20.00 ternyata sedang ada movie night di ruang serbaguna hotel, yang merupakan bagian dari kids activity dari hotel. Film yang diputar berjudul Storm Crashers. Movie night tersebut gratis, namun, aku tidak merekomendasikan, ya (karena value keluarga). Kami singgah sebentar saja untuk membeli jajanan di depan ruang serbaguna (ada popcorn, jasuke, dll). Rupanya memang banyak kids activity di hotel ini ketika akhir pekan dan libur hari besar. Sore tadi ternyata ada cooking class sekitar jam 16.00, qoddarullah tidak bisa ikut karena tadi sore masih bermacet ria.

Keesokan paginya, pukul 06.00, pemandangan Gunung Salak sangat bagus dan jernih! Jadi, kami sempatkan untuk melihat dan berfoto di balkon.


Pukul 07.00 anak-anak ingin berenang. Di Ciawi ini menurutku suasananya pas, sejuk namun tidak terlalu dingin, sehingga anak-anak masih bisa menikmati berenang. Kami menuju lantai G. Letak kolam renang bersebelahan dengan restoran sehingga kami bisa makan sambil bergantian mengawasi anak-anak yang berenang. Tersedia kolam dengan kedalaman 40 cm, 140 cm, dan sepertinya ada satu lagi yang lebih dalam tapi aku lupa mengamati, karena anak-anak hanya berenang di dua kolam tersebut.

Menu sarapan seperti biasa, standar sarapan hotel bintang 4. Menu unggulan menurut kami adalah soto dan buburnya.

Setelah berenang, dan berganti pakaian (belum mandi), dan sarapan, kami menuju lapangan karena akan ada kids activity lagi. Sekitar pukul 08.45, ada feeding animals. Sebenarnya perlu membeli pakan hewannya dulu, namun rizkiminallah kami dapat gratis dari seorang bapak yang katanya sudah terlanjur beli namun anaknya ternyata masih berenang. Semoga Allah membalas kebaikannya.


Hewan yang bisa diberi makan ada ayam, musang, marmut, kelinci, dan ikan. Namun rata-rata mereka sudah kenyang karena banyak yang memberi makan. Di dekat kandang hewan ternyata juga ada kuda untuk ditunggangi (berbayar Rp 50.000 per anak), ada outdoor playground (gratis), dan ada aktivitas wall climbing (gratis). Anak-anakku menikmati bermain di playground, kemudian anak yang nomor 2 minta ikutan wall climbing, jadi aku menemaninya mengantre. Sementara itu, anak nomor 1 dan 3 bersama ayahnya memberi makan ikan sambil menunggu kami.

Pukul 09.00 kami kembali ke lapangan karena ada aktivitas bersama Damkar. Aktivitas ini berbayar Rp 50.000 per anak sudah termasuk sewa baju damkar anak-anak beserta topi. Aktivitas diawali dengan pengenalan tentang damkar, kemudian anak-anak menaiki truk damkar dan berkeliling area hotel. Setelah itu, aktivitas ditutup dengan main air (bagian yang paling disukai oleh semua anak).

Sekitar pukul 10.00 kami kembali ke kamar. Anak nomor 3 tertidur pulas. Sambil menunggu anak nomor 3 tidur, kami bergantian mandi sambil mulai membereskan barang bawaan karena waktu check out sudah dekat (pukul 12.00). Setelah itu, baru membangunkan dan memandikan anak nomor 3 ketika semua sudah beres. Pukul 11.45 suami sudah meninggalkan kamar untuk check out, sementara aku meninggalkan kamar pukul 12.00 (sudah dapat izin dari pihak hotel sampai jam 12.10 karena aku mau solat Zuhur di kamar dulu).

Oh ya, ketika aku berjalan menuju lobby dan melewati ruang serbaguna, ternyata ruang serbaguna sedang dijadikan waiting room untuk pengunjung yang datang lebih awal (padahal baru bisa check in jam 14.00), serta ruangan juga disiapkan untuk kids activity melukis. Jadi, sebenarnya dari awal check in, sore, malam, pagi itu ada terus kids activities, cocok untuk yang mau staycation sama anak-anak.

Rangkuman tips (utamanya untuk diriku sendiri jika ingin berkunjung lagi) :
  • Request kamar di lantai 15.
  • Datang lebih awal.
  • Waspada jika anak-anak ke balkon.
  • Pertimbangkan lagi waktu kunjungan supaya tidak terjebak macet yang parah.

Hal-hal yang aku sukai di hotel ini :
  • Nuansa kamar tema Japanese
  • Toiletnya pakai jetwasher
  • Banyak kids activities
  • Fasilitas terbilang lengkap (bisa berenang, bisa jogging, bisa nge-gym, ada playground dan minizoo).
  • Staffnya ramah
  • Room rate di bawah 1jt! On price banget menurut aku. Kalau hotel bintang 5 dengan fasilitas lengkap kayak gini sih wajar ya apalagi harganya bisa sampai 2jt. Nah, ini under 1jt. Cek sendiri aja deh harganya di tiket.com.

Saran untuk pengelola :
  • Liftnya ditambah, atau 2 lift yang tengah dan paling kanan disamakan kapasitasnya dengan lift yang paling kiri.
  • Rasa makanan (atau penyajiannya) bisa ditingkatkan lagi, kemarin juga tidak ada yang menjaga egg corner.

Saturday, April 5, 2025

Berwisata ke Cimory Dairyland Farm Theme Park Puncak, Bogor, di Hari Libur Lebaran

Rabu, 2 April 2025 - Cimory Dairyland Farm Theme Park, Puncak, Bogor.

Hari ini adalah H+2 setelah Idulfitri 1446 H. Alhamdulillah, agenda silaturahim sudah tuntas, jadi kami berwisata ke Cimory. Berangkatlah kami dari Bekasi Timur pagi itu pukul 07.40. Rombongan kami terdiri dari 2 lansia, 3 dewasa, 2 anak, dan 1 balita. Perjalanan melewati Tol Jakarta-Cikampek, lalu Tol JORR, lalu Tol Jagorawi hingga melewati gerbang Tol Ciawi Alhamdulillah lancar. Hanya ada sedikit tersendat di Jalan Raya Puncak. Saat itu sudah diberlakukan one way ke atas.

Pukul 09.40 kami sudah sampai di tujuan kami, yaitu Cimory Dairyland Farm Theme Park. Parkiran depan sudah penuh, sehingga kami parkir di belakang yang masih agak becek karena masih berupa batu, rumput, dan tanah, sementara pagi itu sempat hujan. Tersedia shuttle dari parkiran karena cukup jauh jika berjalan kaki, namun di musim liburan seperti ini, shuttle-nya terbilang masih kurang banyak. Jika bisa, datanglah lebih pagi agar bisa parkir di tempat yang lebih dekat.

Sesampainya di lobby, kami langsung berbagi tugas. Ada yang membeli tiket, ada yang ke toilet, ada yang menjaga barang. Tersedia beberapa paket tiket masuk, kami saat itu memilih paket Dairyland + De Windmills seharga Rp 65.000 per orang. Serta ada biaya deposit kartu sebesar Rp 10.000 per kartu. Kami membeli 7 tiket, balita kami yang usia 1,5 tahun belum membayar.

Untuk toilet, jumlah biliknya lumayan banyak dan tidak begitu mengantre, namun yang kami sayangkan adalah toilet menggunakan bidet yang menyatu dengan closet, sehingga agak sulit untuk membersihkan anak-anak, terutama jika membersihkan balita yang pup di diaper. Kami lebih menyukai toilet dengan jet washer (semprotan). Berhubung tempat ini adalah tempat wisata outdoor, dapat dimaklumi bahwa jarak antar toilet cukup jauh, sehingga sebelum masuk kami memastikan anak-anak sudah ke toilet terlebih dahulu.

Di dekat pintu masuk, terdapat tempat penitipan barang. Wisatawan dilarang membawa makanan dan minuman (kecuali air mineral) dari luar, sehingga harus dititipkan. Setelah itu, kami pun masuk.

Kami langsung disambut oleh suasana peternakan yang bersih dan tertata. Di sebelah kiri jalan utama ada wahana kereta mini yang ditarik oleh traktor mengelilingi peternakan, ada sapi yang bisa diberi makan dan diperah susunya, ada domba yang bisa diberi makan, ada kuda poni yang bisa dinaiki, dan ada wahana mini coaster. Sementara di sebelah kanan jalan utama ada pelikan, angsa, burung merpati, burung merak, dan lain sebagainya. Jika ingin memberi makan hewan, dan menaiki wahana, kita perlu mengeluarkan saldo lagi. Saran kami, datang di pagi hari dan langsung mengutamakan memberi makan hewan terlebih dahulu, karena jika semakin siang akan semakin banyak pengunjung yang memberi makan hewan dan akhirnya hewan-hewan pun sudah kenyang dan tidak mau makan lagi.

Kami memilih untuk memberi makan domba terlebih dahulu. Domba di sana gemuk, bersih, dan kotoran di kandangnya rutin dibersihkan oleh petugas. Ketika kami masuk ke dalam kandang, domba langsung menabrak cup wortel yang dipegang oleh anak kami hingga tumpah hihi. Domba-domba di sana sangat bersemangat ingin makan dan mengejar orang-orang yang membawa makanan. Sebaiknya, cup wortel dipegang oleh orang dewasa atau anak yang lebih tinggi, dan kita harus terus bergerak. Pengalaman dikejar-kejar domba ini sangat menyenangkan, sehingga walaupun sudah pernah mencobanya di kunjungan sebelumnya, kami tetap ingin mengulanginya.

Setelah memberi makan domba, kami meneruskan perjalanan ke arah belakang. Ternyata sedang ada acara sheep shearing, jadi anak-anak bisa merasakan pengalaman mencukur bulu domba.


Setelah itu, kami memasuki area taman kincir angin "De Windmills". Kita bisa berkeliling menikmati suasana sambil melihat kincir angin yang berwarna warni, bisa berfoto, dan juga ada beberapa wahana di sana yaitu Go Kart dan Sky Ride. Anak-anak sempat ingin main Go Kart namun ternyata minimal tingginya 130 cm dan anak-anak belum mencapai tinggi tersebut. Akhirnya, kami menaiki Sky Ride.


Setelah itu, kami makan di restonya dengan sistem self service, sehingga beberapa orang dari kami mengantre untuk membeli makanan. Tersedia baby chair, namun juga terbatas dan agak sulit didapatkan di musim liburan seperti ini. Resto ini terletak di sebuah bangunan di bagian tengah Cimory Dairyland. Resto terletak -di lantai 2, sedangkan di lantai 1 terdapat toilet dan mushola, serta beberapa jajanan lainnya.

Setelah makan, anak-anak ingin menaiki wahana kereta-keretaan. Rute relnya cukup pendek, namun kereta melaju beberapa putaran (4-5Ă— putaran agak lupa). Kemudian kami memberi wortel. Niat awalnya ingin memberi makan kelinci, namun ternyata kelinci sudah kenyang semua dan tidak ingin makan. Akhirnya, kami mencoba memberi makan Alpaka yang Alhamdulillah masih mau makan.


Selain itu, masih banyak hewan-hewan lain. Ada unta, burung unta, ayam, bebek, keledai. Dulu di tahun 2022 kami juga melihat ada nutria, marmut, kura-kura, landak, kalkun, dan musang, namun tahun ini kami tidak berkeliling ke area kandang hewan-hewan tersebut. Tempat ini cukup luas dan banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan, sehingga untuk kami yang membawa lansia, anak-anak, dan balita agak sulit untuk mengeksplor semuanya dalam 1x kunjungan. Hal ini membuat kami tidak bosan berkunjung ke sini walaupun sudah pernah berkunjung sebelumnya.

Setelah itu, anak-anak mengikuti kegiatan "clown balon karakter". Mereka diajari membentuk balon panjang oleh para street performers. Anak-anak membuat mahkota dan juga pedang.

Setelah itu kami memutuskan untuk pulang karena cuaca mendung. Sebaiknya memang membawa jas hujan/payung untuk berjaga-jaga karea areanya sebagian besar outdoor dan tiket tidak bisa direfund semisal hujan. Di tahun 2022 kami sempat merasakan hujan deras di sini, pengunjung menumpuk di area resto untuk berteduh. Sebelum keluar, kami diarahkan masuk ke area perbelanjaan. Kami pun membeli Chocomory Pie rasa cokelat kesukaan kami :)

Setelah itu, kami menukarkan bonus yoghurt dan juga refund deposit kartu, kemudian menunggu shuttle. Sayangnya, shuttle lama sekali datangnya dan banyak yang ingin menaikinya. Akhirnya, pak suami berjalan kaki untuk mengambil mobil dan menjemput kami semua di lobby. Alhamdulillah selesai kunjungan kami ke Cimory dengan bahagia. Kami meninggalkan Cimory sekitar pukul 14.30.

Rangkuman tips :

  • Datang pagi.
  • Bawa payung/jas hujan.
  • Ke toilet sebelum masuk.
  • Tidak perlu bawa makanan dan minuman karena tidak diperbolehkan, kecuali air mineral.
  • Memberi makan hewan terlebih dahulu, baru setelah itu berkeliling dan mencoba wahana lain.
Saran untuk pengelola :
  • Parkiran belakang dikonblok agar tidak becek.
  • Lokasi toilet diperbanyak.
  • Ada toilet yang menggunakan jetwasher.
  • Shuttle diperbanyak.
  • Menyediakan penyewaan/pembelian payung/jas hujan.
  • Menghentikan penjualan pakan hewan jika hewan sudah kenyang.
  • Kursi (area beristirahat) untuk ibu dengan balita serta lansia diperbanyak.
  • Tempat berteduh diperbanyak.